PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITM) menyampaikan komitmennya untuk mendukung misi transisi energi Pemerintah di Pavilion Indonesia dalam perhelatan the 27th session of the Conference of The Parties of the UNFCCC (COP 27) yang berlangsung pada 6 hingga 18 November 2022 di Sharm El-Sheikh, Mesir.
Pada sebuah talkshow bertajuk "Co-firing Option on the Emission Reduction and Electricity Generation" yang dihadiri Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti serta sejumlah pimpinan perusahaan energi lainnya, Bapak Ignatius Wurwanto, Direktur Keberlanjutan dan Manajemen Resiko ITM, menyampaikan komitmen Perusahaan tersebut yang diwujudkan melalui pilot project pemanfaatan biomass, serta rencana pengembangan masa depan.
Pada talkshow yang memberikan ruang bagi pimpinan perusahaan untuk berbagi aspirasi, pengalaman dan best practice dalam rangka transisi energi ini, Pak Wurwanto memaparkan langkah strategis ITM dalam mengurangi karbon emisi dari operasional perusahaan melalui skema co-firing pada pembangkit listrik PLTU yang beroperasi di wilayah kerja IMM, di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
“ITM telah mengambil langkah untuk secara perlahan mengurangi batubara sebagai bahan bakar, dan menggantikannya dengan biomass berbasis kayu di PLTU yang mendukung operasional PT Indominco Mandiri di Bontang. Ini tentu bukan pekerjaan mudah, tetapi kami telah memulainya dan akan terus meningkatkan proporsi biomass dalam PLTU tersebut. Saya berterima kasih kepada Kemenko Marves dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang telah mempercayakan pilot project biomass co-firing ini kepada ITM,” ungkap Pak Wurwanto dalam pemaparannya.
Sejak awal tahun 2022, PLTU 7 MW yang mendukung operasional IMM telah menggunakan wood chip sebagai agen biomass pengganti batubara. “ITM telah melakukan banyak hal untuk mewujudkan komitmennya terhadap konservasi lingkungan termasuk melakukan reklamasi, rehabilitasi dan revegetasi. Hingga tahun 2022, kami telah melakukan penanaman pohon dalam rangka rehabilitasi DAS dan pascatambang di atas lahan total seluas lebih dari 20.000 hektar. Pilot project dan persiapan pengembangan biomass berbasis kayu ini mempertegas komitmen ITM yaitu sebagai perusahaan pertambangan batubara, kami memiliki tanggung jawab, akuntabilitas dan kemampuan untuk berkontribusi keberlanjutan,” tutup Pak Wurwanto.