Semua kegiatan di Jorong Barutama Greston berjalan sebagaimana biasanya di tengah masa penyebaran COVID-19 ini. Hanya sebagian karyawan bekerja dari rumah guna mematuhi himbauan pemerintah untuk menjaga jarak.
“Kami sudah mengantisipasi wabah ini sebelum meluas,” kata Gde Widiada Kepala Tambang Jorong.
Menurutnya, yang dapat menyebabkan produksi turun, bukan COVID-19, melainkan cuaca. Oleh sebab itu target masih sesuai dengan persetujuan.
Banjarmasin saat ini sudah memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Adapun Jorong terletak 111 km di tenggara ibukota Kalimantan Selatan itu. “Kecil kemungkinan diterapkan PSBB di sini,” kata Gde. “Kalaupun terjadi, kami akan optimalkan fungsi mes dan bekerja secara bergilir.”
Sejauh ini tidak ada karyawan yang terkena COVID-19 di JBG. Kalaupun ada yang terinfeksi, JBG telah menyiapkan 4 ruang yang dikhususkan isolasi dan layanan perawatan medis selama isolasi. “Seandainya gejalanya parah, kami akan siapkan ambulans dan protokol sesuai arahan Kementerian Kesehatan,” jelasnya. Demikian pula yang tinggal di rumah harus bersiaga di rumahnya untuk dijemput atau dapat langsung sendiri ke rumah sakit Boejasin di Pelaihari.
Ditambahkan oleh Gde, sesuai protap gugus tugas kabupaten, kalau ada personil yang reaktif dari hasil rapid test, maka akan menjadi tanggung jawab Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Tanah Laut.
Untuk memutus penyebaran virus, JBG mewajibkan karyawan menggunakan masker setiap saat di area kerja dan menerapkan jaga jarak badan. “Jaga jarak badan diterapkan semenjak naik bus karyawan,” Gde memberikan contoh.
Dia menambahkan: “Selalu cuci tangan sebelum masuk kantor dan setelah berkegiatan apapun. Tidak berkumpul pada jarak lebih pendek daripada satu meter. Beretika saat bicara maupun batuk, tidak boleh berhadapan tanpa masker.”
Menurut Gde, kondisi wabah ini telah membuat karyawan semakin peduli terhadap kebersihan dan lingkungan. “Budaya antri yang nyaris punah mulai muncul lagi,” katanya. Bahkan penebangan liar dan gangguan lain di kawasan tambang tidak lagi terlihat.
Dalam situasi seperti ini penggunaan teknologi menjadi berperan. “Yang penting tidak gagap teknologi, setiap hari semakin belajar teknologi digital. Termasuk perlunya penggunaan CCTV di tambang untuk mengawasi kegiatan kerja dari jarak jauh,” tambahnya.
JBG2.png
Membantu Masyarakat Terdampak. Penyerahan bantuan paket sembako dari JBG.
Give Support to Affected Communities. Staple food package donation from JBG.
Dia menambahkan: “Selalu cuci tangan sebelum masuk kantor dan setelah berkegiatan apapun. Tidak berkumpul pada jarak lebih pendek daripada satu meter. Beretika saat bicara maupun batuk, tidak boleh berhadapan tanpa masker.”
Menurut Gde, kondisi wabah ini telah membuat karyawan semakin peduli terhadap kebersihan dan lingkungan. “Budaya antri yang nyaris punah mulai muncul lagi,” katanya. Bahkan penebangan liar dan gangguan lain di kawasan tambang tidak lagi terlihat.
Dalam situasi seperti ini penggunaan teknologi menjadi berperan. “Yang penting tidak gagap teknologi, setiap hari semakin belajar teknologi digital. Termasuk perlunya penggunaan CCTV di tambang untuk mengawasi kegiatan kerja dari jarak jauh,” tambahnya. *** (jun/atr/dyd)