20 September 2019

Karyawan Kitadin Ikuti Pelatihan Kewirausahaan

Mempersiapkan masa pasca tambang serangkaian pembekalan telah diselenggarakan bagi para karyawan semenjak dua tahun terakhir untuk mempersiapkan diri mereka secara mental maupun keuangan.

Pada tahun 2017 materi pembekalan yang diberikan adalah kesiapan mental dan kesiapan keuangan. Untuk tahun ini, pada tanggal 4-5 September, materi dilanjutkan dengan sesi lokakarya kewirausahaan atau entrepreneurship workshop.

Sebanyak 137 karyawan, dari helper sampai departemen head, menjadi peserta program pembekalan ini. Peserta dibagi menjadi 3 gelombang dengan lama pembekalan 4 jam masing-masing.

Tema “Tutup Tambang?” menjadi kerangka pertanyaan yang dapat membuat orang mengerutkan dahi; antara sudah terpikir atau belum terpikir sama sekali.

Dalam pidato pembukaan, Wakil Kepala Teknik Tambang Sumargiyanto berpesan agar karyawan tidak grusa-grusu (terburu-buru), dan mempersiapkan masa tutup tambang sedini-dininya sesuai dengan hasrat masing-masing.

“Jika ada yang ingin lanjut bekerja, mulai bekali diri dengan ilmu pengetahuan, pengalaman dan keahlian yang menunjang untuk karir berikutnya,” kata Sumargiyanto yang juga menjabat sebagai Manajer Compliance and Risk Management itu.

“Tapi yang menarik itu menjadi bos bagi usaha kita sendiri,” imbuhnya. Beliau juga menambahkan harapan agar wawasan karyawan terbuka setelah mengikuti lokakarya ini sehingga mereka dapat menggali potensi diri untuk bekerja selain sebagai pegawai setelah mengikuti pelatihan ini.

Peserta kemudian memperoleh materi pembekalan dari Mohammad Iqbal yang berkecimpung di bidang Income Generating Activity dan telah memfasilitasi UKM selama sekitar 30 tahun.

“Tidak ada istilah ‘pensiun’ buat manusia,” katanya sambil menekankan bahwa berusaha itu berlaku sepanjang hayat sedangkan pensiun itu hanya berlaku bagi karyawan.

“Masa menjadi pekerja, adalah masa untuk memupuk keunggulan,” tambahnya.

Peserta juga diajak memetakan potensi diri dan mulai memikirkan rencana model usaha sesuai hasrat dan keunggulan masing-masing kemudian mendikusikannya.

“Untuk menjadi wiraswasta, diperlukan kemauan yang kuat, jangan malu, terus belajar, jangan serakah, senentiasa menjaga mutu, dan terus bersedekah,” kata Mohammad Iqbal di akhir lokakarya.*