PT Cahaya Power Indonesia (CPI), anak usaha PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM) yang bergerak di bisnis energi baru terbarukan, terus menambah kapasitas terpasangnya di bisnis pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap atau solar rooftop. Perusahaan sedang mengerjakan 10 proyek PLTS atap baru dengan total kapasitas terpasang 8,3 Megawatt peak (MWp) dan ditargetkan mulai beroperasi pada September 2025.
Proyek-proyek PLTS atap dengan kapasitas yang cukup besar ini, masih dalam tahap konstruksi. Deretan proyek tersebut adalah Indonesia Thai Summit Auto (ITSA) 1,51 MWp, Semen Jawa tahap dua 2,274 MWp, Sinar Sosro Group di proyek Pandaan 0,248 MWp, Mojokerto tahap dua 0,760 MWp, dan Cibitung dengan kapasitas terpasang 0,343 MWp. Sisanya dikontribusikan dari Summit Adyawinsa Indonesia sebesar 1.162 MWp.
Baru-baru ini, Perusahaan telah menyelesaikan pembangunan PLTS atap milik perusahaan penyedia bahan bangunan, PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO), di tiga outlet: Tangerang, Bandung, dan Bogor, dengan total kapasitas 694,96 kilowatt peak (kWp) on-grid.
Peresmian PLTS Atap Depo Bangunan dilaksanakan pada 20 Mei 2025 lalu, dihadiri oleh Bapak Kambiyanto Kettin, Direktur Utama PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk dan Bapak Kasidis Niamsiri, Direktur Utama CPI.
PLTS Atap yang dikembangkan CPI merupakan sistem energi surya canggihyang memberikan berbagai manfaat strategis bagi operasional ketiga gerai Depo Bangunan, terutama dalam hal pengurangan emisi karbon dan operasional yang lebih efisien.
Dengan total kapasitas terpasang, pembangkit listrik tenaga surya atap di tiga gerai Depo Bangunan mampu menghasilkan 17.684 MWh energi bersih selama 20 tahun, setara dengan pengurangan emisi karbon sekitar 13.868 metrik ton CO2e. Pengurangan emisi karbon yang signifikan ini setara dengan penanaman sekitar 429.917 pohon.
Bapak Kasidis Niamsiri mengungkapkan bahwa ia senang menjadi mitra Depo Bangunan dalam membangun operasi bisnis yang lebih ramah lingkungan dan lebih efisien, yang merupakan faktor kunci dalam pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.
“Dengan beroperasinya PLTS atap, Depo Bangunan telah menunjukkan diri sebagai pelopor operasional toko yang lebih ramah lingkungan di sektor ritel bahan bangunan,” ujar Kasidis.
Selesainya pembangunan PLTS atap di tiga gerai Depo Bangunan menambah portofolio CPI sebagai pengembang pembangkit listrik tenaga surya. Hingga Mei 2025, total kapasitas PLTS atap yang terpasang di CPI telah mencapai 17,5 MWp, dengan target kapasitas terpasang sebesar 35 MWp di akhir tahun 2025, dari pengembangan yang sedang berlangsung maupun kemitraan yang telah disepakati.
Dengan layanan penuh yang mencakup desain dan perencanaan, instalasi, dan pemeliharaan, CPI telah melayani lebih dari 50 mitra yang tersebar di berbagai kota di Indonesia termasuk Medan, Jakarta, Pontianak, Bandung, Bali, dan Kendari.
Sementara itu, Kambiyanto Kettin menambahkan, beroperasinya PLTS atap di tiga gerai Depo Bangunan menandai pencapaian penting bagi perusahaan dalam mewujudkan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan bisnis yang lebih efisien di masa mendatang.
“Pembangkit ini juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami, bahwa kami dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung pemenuhan target net zero emissions yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia,” ungkapnya.
Renewable Business: Masa Depan Bisnis ITM
Sejalan dengan komitmen mengenai dekarbonisasi, Perusahaan berpegang prinsip pada transisi yang bertanggungjawab (responsible transition), artinya menjadikan pertambangan sebagai bisnis inti, sembari terus berinvestasi pada segmen usaha yang lebih hijau. Renewable adalah pilar bisnis masa depan.
Melalui ITM Bhinneka Power (IBP), perusahaan menjalankan bisnis energi terbarukan seperti PLTS atap atau solar rooftop, renewable Independent Power Producer (IPP) hingga masuk ke data center.
Berdasarkan proyeksi yang ditetapkan IBP di awal 2025, perusahaan menargetkan penambahan total kapasitas terpasang sebesar 123 MW. Kapasitas ini naik lebih dari 100% dari tahun lalu. Kontribusinya dari proyek solar rooftop sebesar 81,3 MW, kemudian sebesar 41,4 MW dari proyek renewable IPP.