29 Juli 2022

Langkah Kecil Menjaga Bumi

Operasional usaha pertambangan sumber energi dapat berjalan berdampingan dengan upaya pelestarian alam. Inilah salah satu prinsip yang dipegang teguh oleh ITM dalam menjalankan bisnisnya. Pengejawantahan prinsip ini tak melulu dilakukan melalui kegiatan skala besar. Seperti yang dilakukan panitia perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia; mengajak puluhan Karyawan ITM Jakarta untuk lebih dekat dengan alam dengan melihat langsung permasalahan sampah.
 
Pada tanggal 20 Juli 2022, Panitia Pekan Lingkungan ITM (PLI) bekerjasama dengan Komunitas Ciliwung Depok (Komunitas CD) menggelar acara peringatan Hari Lingkungan Hidup dengan misi meningkatkan kesadaran para karyawan ITM Jakarta tentang pentingnya mengelola sampah demi lestarinya bumi.
 
Diadakan di markas Komunitas CD yang lokasinya tepat di tepi sungai Ciliwung Depok, PLI diisi dengan berbagai kegiatan termasuk sharing session bersama Komunitas CD tentang sampah dan sungai, menyusuri sungai, pemungutan sampah, latihan pembuatan ecobrick serta peresmian Pojok Literasi Sampah.
 
Saat menerima kedatangan karyawan ITM, Sahroel Polontalo, koordinator Komunitas CD, mengatakan “Cleaning day dan kegiatan yang akan dilakukan hari ini bukanlah solusi bagi pelestarian bumi, tetapi berada dekat dengan alam dan mengerti permasalahan yang ada akan mengubah pola pikir dan tingkah laku kita semua. Inilah langkah kecil yang jika dilakukan bersama akan memberikan dampak yang masif bagi bumi.”
 
Tak hanya menyajikan pengalaman dan perspektif baru tentang alam bagi keluarga ITM Jakarta, Panitia PLI juga membangun Pojok Literasi Sampah yang didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang mengunjungi sekretariat Komuitas CD. Pojok Literasi Sampah ITM ini merangkum informasi tentang situasi dan dampak miris sampah plastik terhadap lingkungan serta cara-cara sederhana untuk mengelola sampah, khususnya sampah yang sulit terurai secara alami.
 

Belajar Cara Mengurangi Beban Bumi

Seperti yang disampaikan Pak Sahroel, takeaways yang diharapkan menjadi oleh-oleh dari kegiatan ini adalah kesadaran tentang dampak sampah terhadap lingkungan dan pengetahuan tentang langkah sederhana yang dapat dilakukan secara mandiri.
 
Dalam kegiatan ini, Panitia PLI dan Komunitas CD memberikan pelatihan pembuatan ecobrick sebagai salah satu cara mengubah sampah plastik menjadi material bernilai. Pada prinsipnya, pemanfaatan sampah plastik menjadi ecobrick merupakan salah satu cara untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang terbuang ke alam. Sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Sahroel, no plastic in nature.
 
Dari sampah plastik yang bersih dan kering, kita dapat membuat ecobrick dengan memasukkan sampah ke dalam botol plastik sebagai wadah dasar hingga padat. Cara yang sangat sederhana untuk mengurangi beban bumi terhadap sampah. Lebih jauh, ecobrick sebagai produk akhir dapat menjadi pengganti batu bata saat membangun rumah dan kayu pada pembuatan bangku atau meja. Bahkan menurut Pak Sahroel, saat ini pemanfaatan ecobrick menjadi tidak terbatas dengan hadirnya berbagai inovasi dan kreativitas. Sungguh dapat menjadi salah satu cara sederhana untuk melestarikan bumi sebagai "the only one earth."