23 Nov 2020

Tetap Kukuh di Saat yang Menantang

Resesi global akibat pandemi Covid-19 menyebabkan permintaan energi turun secara bermakna sehingga harga batu bara dunia melemah semenjak awal tahun. Akan tetapi, binsis PT Indo Tambangraya Megah Tbk. tetap kukuh di tengah ketidakpastian global ini. Hal ini terlihat dari beberapa indikator berikut.   

Pertama, Perusahaan sepanjang periode tersebut terus menerapkan langkah-langkah efisiensi biaya untuk mencapai target pemangkasan biaya USD 8 per ton dibandingkan dengan angka tahun fiscal 2019 di USD 58 per ton. Sampai dengan 3Q2020, Perusahaan mencatat biaya usaha batu bara pada USD 47 per ton atau lebih rendah USD 4 per ton daripada angka triwulan sebelumnya.

Kedua, Perusahaan mampu mempertahankan posisi kas setara kas USD 200 yang menjadikan Perusahaan Perusahaan memiliki posisi yang kuat untuk pertumbuhan organic maupun anorganik di masa depan. 

Ketiga, ITM mampu mempertahankan pembayaran dividen yang tinggi di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Untuk paruh pertama tahun 2020, Perusahaan telah memutuskan untuk membagikan dividen interim USD 22.8 juta atau setara dengan 80% laba bersih.  

Perusahaan terus menjaga aktivitas bisnis agar dapat berjalan tanpa gangguan, menerapkan kendali biaya dan belanja modal dengan disiplin, serta menjaga posisi kas yang kuat melalui penerapan strategi manajemen kas yang efektif dan efisien guna memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk ekspansi secara inorganik dan pembayaran dividen secara berkala.

Perusahaan akan bergerak maju dengan meningkatkan keahlian di usaha pertambangan sambil menjaga momentum untuk menumbuhkan bisnis yang berkelanjutan. Ke depan, ada empat area yang menjadi fokus Perusahaan.

Pertama, peningkatan aset batubara; Perseroan akan memastikan umur tambang yang panjang seiring dengan peningkatan efisiensi yang berkelanjutan melalui penerapan teknologi.

Kedua, pemberdayaan kemampuan pertambangan; Perseroan akan menjajaki peluang di luar bisnis pertambangan batu bara sambil meningkatkan kemampuan perdagangan batubara.

Ketiga, evolusi aset midstream untuk meningkatkan sinergi antara bisnis hulu saat ini dan juga untuk menangkap peluang di sepanjang rantai nilai. 

Terakhir, pemberdayaan energi baru, guna mengembangkan kemampuan pembangkit energi hijau seiring dengan penerapan teknologi energi.

Sepanjang 9M2020 pertama Perusahaan mencatat volume penjualan 15,4 juta ton dengan harga jual rata-rata 53,8 per ton dari USD 66,3 ton pada periode yang sama tahun lalu. 

Namun harga jual batu bara yang melemah itu juga menggerus pendapatan bersih Perusahaan dari USD 1.304 juta menjadi USD 872 juta sedangkan marjin laba kotor turun dari 18% menjadi 16% secara year-on-year. 

EBIT tercatat USD 62 juta, turun 54% dari USD 134 juta pada periode yang sama tahun lalu sedangkan laba bersih turun 61% ke USD 39 juta dari USD 99 juta pada kurun waktu yang sama tahun lalu. Adapun laba bersih per saham dibukukan USD 0,04.

Dari seluruh target volume penjualan tahun ini, Perusahaan telah mendapatkan 98% kontrak penjualan. Sebanyak 86% harga jualnya telah ditetapkan, sedangkan 12% lagi mengacu pada indeks harga batu bara. Oleh sebab itu, Perusahaan optimistis akan mencapai target volume penjualan 21,6 juta ton untuk tahun ini.

Perusahaan sepanjang 9M2020 15,4 juta ton batu bara yang diekspor ke China (3,6 juta ton), Jepang (3,5 juta ton), Indonesia (2,9 juta ton), Filipina (1,3 juta ton), Thailand (0,9 juta ton), dan negara negara-negara lain di Asia Timur dan Tenggara.

Sejalan dengan target volume produksi 19,1 juta ton untuk tahun ini, Perusahaan memproduksi 13,8 juta ton batu bara pada sembilan bulan pertama tahun ini.

Sampai dengan akhir September 2020, total aktiva ITM bernilai USD 1.229 juta dengan ekuitas USD 862 juta. Perusahaan memiliki posisi kas dan setara kas yang kuat sebesar USD 208 juta tanpa hutang.