Kelangkaan berbagai jenis tumbuhan hutan yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat (tumbuhan untuk kerajinan tradisional, obat tradisional, upacara adat, buah-buahan lokal, rumah adat dll.) akan menjadi ancaman serius terhadap keberlangsungan tradisi kearifan lokal masyarakat Kalimantan. Hutan Kalimantan merupakan rumah bagi puluhan spesies tumbuhan buah lokal yang sangat khas dan banyak diantaranya merupakan spesies endemik Pulau Kalimantan. Bahkan terdapat spesies buah lokal khas Kalimantan yang memiliki status IUCN punah di alam.
Berdasarkan hasil studi etnobotani di kawasan original PT BEK yang dilakukan sejak tahun 2010 oleh LIPI (saat ini BRIN), didapatkan bahwa masyarakat di sekitar konsesi masih cukup bergantung pada hutan dan sumberdaya yang dihasilkan. Salah satunya yaitu dari pemanfaatan buah-buahan lokal untuk dikonsumsi sendiri dan dijual sebagai sumber penghasilan masyarakat. Untuk itu, di tahun 2022-2023 PT BEK bekerjasama kembali dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melaksanakan Studi Diversitas Tumbuhan Buah Lokal Berpotensi sebagai Strategi Pelestarian Berkelanjutan di Kawasan Konsesi PT Bharinto Ekatama. Studi ini akan sangat bermanfaat untuk mendukung pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal, mendukung pelestarian diversitas tumbuhan asli Kalimantan/Indonesia, mendukung pelestarian ekonomi berkelanjutan, dsb.