ITM menggandeng PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengelektrifikasi secara penuh tambang di area Melak pada kuartal pertama 2027.
Komitmen ini ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Manajemen ITM dan PLN UID Kaltimra di ITM Jakarta Office pada Rabu, 16 April 2025.
Inisiatif ini juga sejalan dengan upaya perusahaan dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di area Melak. Selain itu, penggunaan jaringan listrik PLN diproyeksikan dapat menghemat biaya operasional atau operational expenditures (opex) hingga 55% di area Melak pada 2030 nanti.
Presiden Direktur ITM, Bapak Mulianto menyampaikan inisiatif ini dilatarbelakangi komitmen Perusahaan dalam mengurangi emisi karbon. Terlebih lagi, saat ini di area Melak, ITM sudah menguji coba kendaraan tambang berbasis baterai (EV).
Namun, keberadaan EV charging di Melak saat ini masih terbatas, sehingga dengan elektrifikasi secara penuh dengan jaringan listrik PLN nantinya akan turut meningkatkan jumlah kendaraan EV yang lebih massif dan mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis fosil. Adapun, investasi belanja modal yang digelontorkan Perusahaan untuk elektrifikasi di area Melak sebesar US$ 36.4 juta atau sekitar Rp 612 miliar (asumsi kurs Rp 16.830/USD).
Keberlanjutan adalah hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini juga sejalan dengan strategi kami dalam transisi yang bertanggungjawab. Ini adalah project yang monumental," ucap Bapak Mulianto.
ITM Project Manager Bapak Johnson Har Anom memaparkan, total kebutuhan energi listrik di Melak area dalam tiga tahun ke depan diproyeksikan meningkat menjadi 34 Megawatt (MW) dari saat ini pada kisaran 7 Megawatt. Hal ini mengingat adanya kebutuhan listrik yang besar seiring pengoperasian kendaraan berbasis baterai (EV), pengembangan Pelabuhan Bunyut, fasilitas crushing plant dan barge loader di TCM yang diperbesar kapasitasnya.
“Jika hanya mengandalkan genset, akan sangat mahal dari sisi biaya investasi dan biaya operasionalnya. Selain itu, karbon yang dihasilkan juga lebih banyak,” ucap Pak Johnson.
Sejalan dengan itu, ITM berkomunikasi dengan PLN UID Kaltimra sejak awal 2024 lalu. Sebelumnya, PLN juga lebih dulu bekerja sama membangun jaringan listrik di site Indominco Mandiri, Bontang.
Gayung bersambut, PLN juga tengah membangun fasilitas Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV dari Kotabangun ke Melak yang melintasi jalur jalan hauling Grup ITM di Melak. Pembangunan ini merupakan bagian dari upaya PLN dalam memperkuat jaringan kelistrikan di Kalimantan Timur.
“Target perusahaan, jaringan listrik Melak di Q1-2027 sudah tersambung dan terelektrifikasi, karena ini akan beroperasi seiring ekspansi Pelabuhan Bunyut, crusher dan EV, ini harus kita cocokkan dengan target Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN,” ucapnya.
General Manager PLN UID Kaltimra Maria G.I Darmawan menuturkan, berdasarkan jadwal dari RUPTL PLN, pembangunan jalur transmisi dari Kotabangun ke Melak diperkirakan akan selesai pada 2028. Namun, pembangunannya bisa dipercepat karena ada kebutuhan prioritas.
“Ini yang kami akan bawa ke PLN Pusat untuk meminta akselerasi pembangunan transmisi dan bisa memenuhi kebutuhan ITM di 2027,” ujarnya.