Pandemi COVID-19 yang pertama kali muncul di China pada akhir 2019 telah menyebar secara global dan menimbulkan perlambatan ekonomi global dan menekan arus perdagangan baik domestik dan internasional yang sudah cukup tertekan oleh karena perang dagang antara Amerika dan China tahun lalu.
Terlepas dari dampak yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19, beberapa tanda awal pemulihan telah nampak pada negara-negara dikawasan Asia dimana ancaman pandemi telah menurun dan kegiatan ekonomi mulai bergelora kembali setelah adanya relaksasi terhadap aturan pembatasan sosial. Hal ini menunjukkan adanya potensi perbaikan secara ekonomi pada semester kedua 2020.
PT Indo Tambangraya Megah Tbk. tetap membukukan hasil yang solid meskipun terdampak perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh pandemi dan kembali membukukan laba bersih positif pada triwulan satu 2020.
Perusahaan memfokuskan tiga area utama guna memastikan kegiatan bisnis dan operasional terdampak minimal oleh kondisi yang menantang ini. Pertama, Perusahaan berkomitmen untuk menjaga karyawannya baik secara fisik atau pun mental. Kedua, Perusahan mengamankan kegiatan usaha melalui perencanaan yang terukur dan implementasi tindakan secara tegas. Terakhir, Perusahaan terus memberikan dukungannya terhadap masyarakat dan komunitas dengan pendekatan yang berkesinambungan.
Perusahaan juga telah mempersiapkan Business Continuity Plan untuk mengantisipasi efek pandemi yang lebih lama dari perkiraan awal. Dimana Perusahaan telah memetakan isu-isu utama yang timbul oleh karena masalah diatas dan mempersiapkan responnya. Hal ini dipersiapkan untuk seluruh aspek usaha korporasi yang mencakup kegiatan penjualan dan logistik, operasional tambang, serta administrasi & finansial perusahaan. Penerapan rencana ini sepenuhnya didukung oleh fungsi departemen Keselamatan Kerja & Lingkungan (HSE).
Sepanjang triwulan pertama 2020, Perusahaan mencatat penurunan rata-rata harga jual batubara sebesar 17% dari USD 71,1 per ton menjadi USD 58,7 per ton secara year-on-year. Penurunan harga batu bara yang tajam ini disebabkan oleh turunnya permintaan batu bara yang disebabkan oleh musim semi dan diperparah oleh situasi pandemi. Akibatnya, laba bersih pada periode ini menyusut 63% menjadi USD 14 juta dari USD 39 juta pada triwulan pertama tahun lalu.
Penurunan rata-rata harga jual ini juga menggerus pendapatan bersih perusahaan dari USD 453 juta menjadi USD 366 juta sedangkan marjin laba kotor turun dari 21% menjadi 18% secara year-on-year.
EBIT tercatat USD 36 juta, turun 37% dari USD 57 juta pada periode yang sama tahun lalu. Adapun laba bersih per saham dibukukan USD 0,014.
Sampai dengan akhir Maret 2020, total aktiva ITM bernilai USD 1.239 juta dengan ekuitas USD 865 juta. Perusahaan mempertahankan posisi kas dan setara kas yang kuat sebesar USD 222 juta dengan pinjaman modal kerja jangka pendek sebesar USD 1,9 juta.
Target penjualan tahun ini adalah sebesar 22,0 juta ton batu bara. Perusahaan sepanjang triwulan pertama 2020 menjual 5,8 juta ton batu bara yang diekspor ke China (1,6 juta ton), Jepang (1,5 juta ton), Indonesia (0,7 juta ton), Bangladesh (0,5 juta ton), Thailand (0,4 juta ton), India (0,3 juta ton), Filipina (0,3 juta ton) dan negara-negara lain di Asia Timur dan Tenggara.
Sejalan dengan target volume produksi untuk tahun ini, Perusahaan memproduksi 4,5 juta ton batu bara pada triwulan pertama tahun 2020.
Pandemi COVID-19 yang pertama kali muncul di China pada akhir 2019 telah menyebar secara global dan menimbulkan perlambatan ekonomi global dan menekan arus perdagangan baik domestik dan internasional yang sudah cukup tertekan oleh karena perang dagang antara Amerika dan China tahun lalu.
Terlepas dari dampak yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19, beberapa tanda awal pemulihan telah nampak pada negara-negara dikawasan Asia dimana ancaman pandemi telah menurun dan kegiatan ekonomi mulai bergelora kembali setelah adanya relaksasi terhadap aturan pembatasan sosial. Hal ini menunjukkan adanya potensi perbaikan secara ekonomi pada semester kedua 2020.
PT Indo Tambangraya Megah Tbk. tetap membukukan hasil yang solid meskipun terdampak perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh pandemi dan kembali membukukan laba bersih positif pada triwulan satu 2020.
Perusahaan memfokuskan tiga area utama guna memastikan kegiatan bisnis dan operasional terdampak minimal oleh kondisi yang menantang ini. Pertama, Perusahaan berkomitmen untuk menjaga karyawannya baik secara fisik atau pun mental. Kedua, Perusahan mengamankan kegiatan usaha melalui perencanaan yang terukur dan implementasi tindakan secara tegas. Terakhir, Perusahaan terus memberikan dukungannya terhadap masyarakat dan komunitas dengan pendekatan yang berkesinambungan.
Perusahaan juga telah mempersiapkan Business Continuity Plan untuk mengantisipasi efek pandemi yang lebih lama dari perkiraan awal. Dimana Perusahaan telah memetakan isu-isu utama yang timbul oleh karena masalah diatas dan mempersiapkan responnya. Hal ini dipersiapkan untuk seluruh aspek usaha korporasi yang mencakup kegiatan penjualan dan logistik, operasional tambang, serta administrasi & finansial perusahaan. Penerapan rencana ini sepenuhnya didukung oleh fungsi departemen Keselamatan Kerja & Lingkungan (HSE).
Sepanjang triwulan pertama 2020, Perusahaan mencatat penurunan rata-rata harga jual batubara sebesar 17% dari USD 71,1 per ton menjadi USD 58,7 per ton secara year-on-year. Penurunan harga batu bara yang tajam ini disebabkan oleh turunnya permintaan batu bara yang disebabkan oleh musim semi dan diperparah oleh situasi pandemi. Akibatnya, laba bersih pada periode ini menyusut 63% menjadi USD 14 juta dari USD 39 juta pada triwulan pertama tahun lalu.
Penurunan rata-rata harga jual ini juga menggerus pendapatan bersih perusahaan dari USD 453 juta menjadi USD 366 juta sedangkan marjin laba kotor turun dari 21% menjadi 18% secara year-on-year.
EBIT tercatat USD 36 juta, turun 37% dari USD 57 juta pada periode yang sama tahun lalu. Adapun laba bersih per saham dibukukan USD 0,014.
Sampai dengan akhir Maret 2020, total aktiva ITM bernilai USD 1.239 juta dengan ekuitas USD 865 juta. Perusahaan mempertahankan posisi kas dan setara kas yang kuat sebesar USD 222 juta dengan pinjaman modal kerja jangka pendek sebesar USD 1,9 juta.
Target penjualan tahun ini adalah sebesar 22,0 juta ton batu bara. Perusahaan sepanjang triwulan pertama 2020 menjual 5,8 juta ton batu bara yang diekspor ke China (1,6 juta ton), Jepang (1,5 juta ton), Indonesia (0,7 juta ton), Bangladesh (0,5 juta ton), Thailand (0,4 juta ton), India (0,3 juta ton), Filipina (0,3 juta ton) dan negara-negara lain di Asia Timur dan Tenggara.
Sejalan dengan target volume produksi untuk tahun ini, Perusahaan memproduksi 4,5 juta ton batu bara pada triwulan pertama tahun 2020.